Kamis, 19 Juli 2012

Sosok Fenomenal DI - Bagian 4

by tm2k

Eeng ing eeeng..kita lanjutkan pembahasan tentang @iskan_dahlan MenBUMN yang akhir2 ini dituding lalaikan kewajibannya & hanya pencitraan melulu. Menteri BUMN @iskan_dahlan ketika ditunjuk sebagai menteri oleh SBY mendapatkan respon positif dan pengharapan yang tinggi dari rakyat. Resufle kabinet yang dilakukan oleh SBY dianggap sejumlah kalangan bernilai minus kecuali posisi menBUMN yang dijabat @iskan_dahlan. Publik awalnya puji prestasi @iskan_dahlan selama jadi Dirut PLN. Dianggap sukses karena mengurangi pemadaman & peningkatan pelayanan. Belakangan diketahui PLN semasa jaman @iskan_dahlan telah melakukan banyak penyimpangan utamanya terkait penyelesaian masalah pemadaman. Audit terhadap PLN menyimpulkan bahwa @iskan_dahlan sebagai Dirut merugikan negara hampir 100 Triliun akibat prinsip at all cost untuk solusi PLN. Audit juga menemukan bahwa PLN telah membeli listrik dari pembangkit2 swasta utamanya PLTU dengan harga di atas kewajaran. Juga ditemukan banyak kasus kolusi dalam proyek2 PLN dan tender pengadaan batubara untuk PLTU2 yang melibatkan keluarga Cikeas & Hartati Murdaya. Singkatnya : Prestasi PLN dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan ternyata bersifat semu. Mulus diluar, bobrok didalam. Rakyat tertipu.

Mengutip pernyataan Menkeu dan DPR, PLN dimasa DI sangat tidak efisien atau sangat boros utamanya dalam penyewaan genset2. Atau seperti pernyataan Komisi VII : Jika subsidi PLN akhirnya membengkak 100 triliun dari yang dianggarkan, tak ada gunanya DI.

Sekarang kasus penggelembungan subsidi PLN yang bertambah 100 Triliun itu menjadi temuan dan terus diusut prosedur dan kelayakannya. Diluar prestasi @iskan_dahlan yang ternyata "bodong" sebagai Dirut PLN, DPR juga menyorot PLTU Embalut Kaltim yang ex milik DI. Sebelum jadi Dirut PLN, @iskan_dahlan adalah dirut PT. Cahaya Fajar Kaltim yang operasikan PLTU Embalut itu sebelum kemudian dijual DI. PLTU Embalut itu sejak awal operasinya sampai saat ini masih terus merugi. Ditemukan juga ada indikasi mark up investasi PLTU nya. Dugaan mark up itu sempat diusut polisi/jaksa tapi entah kenapa sekarang dipetieskan. Mark up itu rugikan negara karena terkait harga beli listrik PLN. Harga beli listrik oleh PLN dari PLTU Embalut ini tergolong tinggi dan tidak wajar yakni sekitar US$ 8.5 sen atau Rp. 760 / kwh. Bandingkan dengan harga beli listrik PLN dari PLTU Paiton yang hanya US$ 3.5 sen atau Rp. 315/kwh. Kok bisa terjadi? Berapa PLN/Negara rugi?

Selain harga beli PLN yang tak wajar di PLTU Embalut yang potensi merugikan PLN/Negara, PLTU Embalut ini sekarang sering rusak. Kerusakan PLTU itu disebabkan kualitas mesin & suku cadang serta kelalaian/minimnya perawatan. Akibatnya : Kaltim sering kena pemadaman. Meski PLN dan rakyat dirugikan akibat kualitas PLTU Embalut dan tingginya harga jual listriknya ke PLN, Dahlan iskan sudah kantongi laba. DI sudah kantongi uang hasil penjualan sahamnya 60% di PT. CFK yang di-sebut2 saham itu dibeli Hartati Murdaya Poo. Meski diketahui kualitas PLTU Embalut rendah. PLN sekarang malah menyetujui expansi PLTU Embalut II dengan harga beli listrik yang tinggi juga.
Kembali ke DI sebagai MenBUMN (Kasus korupsi PLTU Embalut biar hukum yang menyelesaikannya nanti). Mari kita simak kinerja DI.

Sebagai MenBUMN @iskan_dahlan memang populer dan berhasil curi simpati publik. Banyak gagasan dan janjinya yang menyenangkan publik. Apalagi @iskan_dahlan selalu jadi news maker dan gencar melakukan pencitraan via media. DI adalah menteri yang paling banyak diliput. Bahkan ada media2 tertentu yang setiap hari menurunkan berita tentang @iskan_dahlan dan aktivitasnya. Dia juga gemar tampil di TV show. Selama 7 bulan menjabat menBUMN, sudah ratusan berita tentang dirinya & puluhan kali tampil di TV. Sayangnya 90% pemberitaan tidak terkait BUMN. Pemberitaan luas dan penampilan DI di media massa termasuk TV 90% terkait dengan ekploitasi sosok pribadinya yang dikesankan positif. Sedangkan 10% sisanya adalah pemberitaan atau liputan mengenai "rencana, ide, gagasan, janji dsj" seputar BUMN2 yang dia tangani. 

Sayangnya dari 10% publikasi gencar terkait "rencana, ide, gagasan, janji" tersebut hampir semuanya belum ada yang terrealisir. Bagaimana dengan kebijakan?

Kebijakan2 yang dibuat @iskan_dahlan selama jadi MenBUMN banyak yang kontraproduktif bahkan ada yang langgar hukum/aturan. Contoh : kebijakan DI yang delegasikan kewenangannya kepada Dirut BUMN untuk pengangkatan direksi BUMN itu langgar hukum. DI tidak tahu bahwa sebagian besar kewenangan yang dimiliki MenBUMN itu bukanlah kewenangan mutlak yang bisa didelegasikan. Akibatnya DPR meradang, Menteri2 lain protes, Istana dan SBY marah besar. Dahlan kena peringatan sampai akhirnya dapat peringatan terakhir.

Contoh Kebijakan DI lainnya yang menghebohkan dan langgar aturan adalah pengangkatan Megananda Daryono sebagai Dirut PTPN III. DI sudah umumkan bahwa Megananda yang pensiunan deputi industri primer MenBUMN jadi dirut PTPN III yang juga dinyatakan sebagai Holding. Pengumuman DI ini bikin SBY dan Menteri2 lain kaget. Perpres penetapan PTPN III sebagai Holding BUMN Perkebunan belum dibahas. Dan jika Perpres tersebut akhirnya terbit, maka pengangkatan direksinya harus melalui TPA yang diketuai Presiden sesuai Inpres No. 9/2005. Kekacauan lain yang dibuat DI sebagai menBUMN adalah melaksanakan pelantikan direksi BUMN tanpa mekanisme RUPS sebelumnya. Akibatnya, banyak protes, gugatan & keluhan baik dari direksi BUMN, internal kemenBUMN, DPR bahkan Presiden. DI dinilai langgar hukum.

Kasus lainnya adalah pengangkatan teman dekatnya yang eks wartawan Ismet H Putro jadi dirut PT RNI yang juga langgar hukum dan sarat KKN. Setelah sekian banyak pelanggaran apalagi puncaknya ketika DI lakukan penggantian direksi Pertamina tanpa persetujuan Presiden. Gawatnya lagi direksi lama diganti dengan direksi baru yang sebelumnya adalah pejabat yang bermasalah dan status tersangka korupsi di mabes. Hanung dan Krisna, 2 direksi baru Pertamina yang dilantik DI terjerat kasus korupsi impor minyak Zatapi & 5 kali tak lulus skrining BIN. Akhirnya jatuh peringatan terakhir pada DI. Dia dinilai sembrono, ga ngerti aturan, ga paham TUPOKSI menBUMN. Paraah.

Ketidakpahaman DI atas TUPOKSI dia sebagai Menteri BUMN dan Tupoksi kementerian BUMN itu sendiri membuat KemBUMN menjadi kacau. Contoh nyata ketidakpahaman DI pada tupoksinya atau tugas & tanggung jawabnya membuat dia tak tahu prioritas dan BUMN2 jadi hancur. Aktivitas2 se-hari2 DI sebagian besar tidak bersentuhan atau terkait kepentingan BUMN. Turun ke pasar, ke kampung2, dst..dst. Terakhir yang menggelikan adalah promosi mobil listrik yang dilakukan DI. Itu bukan tugas dan tanggung jawabnya. Ga ada hubungan dengan BUMN. 

Promosi mobil listrik lebih pas dilakukan menteri perindustrian atau perdagangan atau menristek, bukan MenBUMN. Akibatnya waktu DI terbuang. DI lebih banyak lakukan "aktivitas populer" ketimbang menyusun dan mengambil kebijakan terhadap bisnis dan masa depan BUMN2. Kesimpulan yang didapat adalah DI lebih banyak tebar pesona dan cari popularitas yang memang dilakukan dirinya dan timnya. Pencitraan, tebar pesona dan manuver2 DI dilakukan secara sistematis, terencana dan punya tujuan tertentu. 

Penampilan DI di media2 termasuk TV jarang sekali bahas masa depan dan kebijakan tentang BUMN. Lebih banyak untuk citra pribadi. Terakhir DI show off tentang sepatu dan peluncuran bukunya. Hampir semua terkait pencitraan diri. Dia manfaatkan jabatannya. Sebagaian masyarakat yang kritis sudah muncul kesimpulan bahwa DI manfaatkan jabatan dan fasiltas menterinya untuk kepentingan pribadi. Apalagi sebagaian masyarakat tidak mudah terlena dan lupa dengan janji2 muluk yang dilontarkan DI setiap saat. Semua ternyata bohong. Dikalangan internal kemBUMN sendiri, DI dikenal sebagai menteri yang utamakan program publisitas pribadinya ketimbang kinerja BUMN. 

Pengelolaan PKBL Dana BUMN2 yang sangat besar itu juga ditujukan untuk mengangkat popularitas dan citra pribadi DI. Dari sisi kebijakan dan strategi, belum ada satupun yang diterbitkan DI yang terwujud atau berhasil. Malah dia tunjuk warga india sebagai penasihat BUMN. Orang tersebut bukannya memberikan saran dibidang keuangan, tapi malah jualan produk investasi. Yang jadi incarannya adalah dana investasi seluruh BUMN yang bernilai ratusan triliun tersebut. Ini berbahaya. Apa motif DI? Suap?

Pelanggaran2 yg dilakukan DI yang begitu banyak hanya dalam waktu 7 bulan sebagai Menteri BUMN, mengakibatkan DI kena vonis SBY. DI tidak lagi diperkenankan tunjuk diri direksi BUMN dan buat kebijakan tanpa koordinasi dengan menko dan menteri terkait. 

SBY sendiri menilai bahwa DI sudah terlalu banyak buat kesalahan dan meninggalkan "bom waktu" untuk pemerintahan SBY. Hukuman dari SBY kepada DI memang membuat sebagaian kewenangan DI terpangkas. Kondisi ini dimanfaatkan DI untuk manuver. Manuver DI semakin men-jadi2. Tugas dan tanggung jawab urus BUMN diserahkan pada wamen dan deputi2. DI terus lakukan pencitraan. Motivasi dan tujuan DI untuk terus genjot popularitas dan simpati publik sangat jelas. Dia tahu cepat atau lambat akan dicopot SBY. Saat pemecatan itu tiba, DI berharap dukungan publik akan semakin besar dengan pemunculan kesan bahwa dia terzalimi SBY. Semua ini tak terlepas dari kepentingan politik dan pribadi DI menuju 2014. "Pintu ke RI-1 ga perlu di-gedor2" ujar DI.

Sosok luar DI yang terlihat publik bukanlah sosok DI yang sebenarnya. "lugu, jujur, sederhana, merakyat, dst dst..adalah komoditi. Sebagian yang ditampilkan DI ke publik adalah "komoditi politik" bukan real sebagaimana sosok pribadi sebenarnya apalagi kinerjanya. DI bukan sosok yang jujur seperti yang ditangkap kesannya oleh publik. Dia pernah terlibat kasus penggelapan dana bencana, suap LSM untuk tutup mulut dan agar tidak bongkar penggelapannya tersebut. Kasus mark up dana korupsi di PLTU Embalut dan perihal intergitasnya.

DI tidak pernah jujur dengan jumlah istrinya, hobinya terhadap wanita, konflik di Jawa Pos Grup utamanya antara anak dan istri keduanya. DI juga halalkan segala cara untuk pencitraan dirinya. Overacting ngamuk2 di jalan tol & kena batunya karena ngamuk di tol nonBUMN. Terbongkarnya rekayasa berita yang dibuat sendiri tapi se-olah2 hasil liputan wartawan, pembocoran rapat di istana melalui akun stafnya. Dan sekian banyak starategi dan trik2 pencitraan yang dilakukan DI yang dinilai tidak etis, langgar hukum dan menipu publik. Semua itu belum termasuk janji2 manis DI yang sebenarnya hanya untuk konsumsi media & raih simpati. Terakhir tentang usul cuti 2 tahun.

Bagi DI, dia tak peduli apakah ide, janji dan rencananya berhasil atau tidak. Yang penting dia lontarkan dulu & diteriakan media. Kultwit2 saya sebelumnya sudah membuktikan banyak janji2 dan harapan palsu yang dilontarkan DI. Rakyat senang. Realisasi? Ga ada. Rakyat indonesia mudah lupa dan senang dengan janji dan harapan kosong. Ini diketahui persis oleh DI. Tim khususnya yang kerjakan. Tim khusus publikasi dan medianya yang bekerja untuk memastikan DI setiap hari masuk berita. Semua sisi positif DI dieksplorasi. Sisi gelap atau sifat2 buruk DI di-tutup2in. Di Surabaya dan Jawa Timur, DI sudah tekenal sebagai orang licik & raja kaspo/tipu. Itu sebabnya DI tidak populer di Surabaya atau Jawa timur. Sebagian besar rakyat disana tau persis sifat & karakter buruk DI. Mau info lebih akurat tanya sama rekan2 bisnis atau karyawan DI. Mayoritas pernah ditipu atau dikhianati DI. Keluarga Eric Samola sudah merasakan bagaimana DI mengkhianati dan menikam dari belakang padahal mereka bantu DI takeover Jawapos. Atau keluarga Tuty Azis yang juga ditipu mentah2 oleh DI dan kemudian merebut surat kabar keluarga mereka. Juga info ayah angkatnya. Coba tanya Pak Jamhari dan keluarganya. Mereka yang bantu biaya kuliah DI tapi DI lupakan mereka. Tak pernah sekalipun sowan. Sifat DI yang se-olah2 gemar menolong itu adalah sifat palsu. Semua itu hanya untuk konsumsi media dan publik. Tanya deh ke teman2nya. Sekarang nasib DI hanya tegantung Chairul Tanjung dan SBY.

CT dulu yang rekomendasikan DI jadi menteri. Itu jatah/kompensasi untuk CT. Siapapun yang jadi menteri BUMN harus berdasarkan endorsement dari CT ke SBY. Ini sudah kesepakatan SBY-CT sebagai balas jasa dana kampanye. CT sendiri menempatkan orang kepercayaannya Abdul Azis (eka dirut Para Finance) sebagai staf khusus di KemenBUMN. Untuk amankan bisnis2 CT. Abdul Azis sebagai staf khusus menBUMN sejak jaman Mustafa Abubakar adalah pejabat yang mengendalikan BUMN2. DI hanya "jongos" CT. Sebagai balas jasa CT atas loyalitas DI, CT bantu promosi pencitraan DI via media2nya terutama Media Detik Grup. Akhirnya, munculah DI dalam setiap berita detik grup dan seluruh jaringan media jawapos (185 koran, 54 TV lokal dst). Inti dari kultwit sesi ini adalah : publik harus hati2 dengan strategi pencitraan palsu yang dikampanyekan sangat gencar oleh DI. Publik harus bersikap hati2, kritis, cerdas dan cermat melihat sosok DI. Cukup sekian dulu. Terima kasih & semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar