Sabtu, 21 Juli 2012

Sosok Fenomenal DI – Bagian 5

by tm2k


Eng ing eeng... saya kultwitkan kembali tentang sosok DI menteri BUMN yang fenomenal itu. Kali in tentang aksi2 kontroversialnya. Setelah DI diangkat jadi MenBUMN, DI mulai lakukan "gebrakan". Sayangnya gebrakan itu hanya semu, semata-mata untuk konsumsi berita tentang dirinya. Saya sudah sebutkan banyak "janji manis tapi kosong" dari DI. Juga banyak statement-statementnya yang "ngawur", namun berakibat merugikan pejabat lain. Contohnya adalah ketika DI yang terlanjur pidato dihadapan Gubernur se Sumatera, bahwa: " Saya sudah setujui dan perintah Jasa Marga, agar Jalan Tol Lintas Sumatera segera dibangun". Gubernur se-Sumatera senang. Namun, belakangan diketahui, ucapan DI itu hanya dusta. DI sebagai menteri BUMN TIDAK PUNYA kewenangan untuk setuju atau tidak setuju perihal pembangunan Jalan Tol. Itu kewenangan MenPU & Ka BPJT. Akibat "keputusan" DI yang salah "kamar" itu, gubernur se sumatera jadi kecewa. MenPU dan Ka BPJT jadi sasaran kemarahan para Gubernur tersebut.

DI tidak tahu atau pura2 tidak tahu bahwa wewenang keputusan pembangunan jalan tol itu bukan berada di Menteri BUMN? Sifat DI yang gemar berjanji manis dapat timbulkan bahaya, kerugian & citra jelek pada pihak lain, utamanya pejabat yang terkait. Lalu bagaimana kinerja DI di PLN yang SEBENARNYA?

Laba turun 10.4 T (2009) menjadi 10 T (2010) dan 7.1 T (2011) alias anjlok total. Subsidi APBN ke PLN juga meningkat tajam dari sebelum DI jadi Dirut. Subsidi APBN dari 35 T naik jadi 65 T dan terakhir 98 T. Naiknya subsidi APBN ini salah 1 sebab utamanya adalah dominannya penggunaan BBM pada pembangkit2 PLN. Ini adalah kegagalan DI. Ada 2 kegagalan utama DI sebagai Dirut PLN: Laba anjlok & subsidi APBN membengkak, tidak jadi sorotan publik karena tertutupi CITRA. Pemberitaan Kerugian UANG negara/rakyat puluhan triliun ( laba anjlok & subsidi melonjak) kalah dibandingkan dengan berita pencitraan DI. 

DI selalu membuat berita karena memang direncanakan secara sistematis. Kemana-mana dia bersama stafnya yang juga wartwan (Budi RH, Siti N, dll). Jika DI sedang tidak bersama stafnya / wartawan, DI juga bisa buat berita tentang dirinya sendiri yang seolah-olah dibuat oleh wartawan lain. 

Kembali ke BUMN. Selain tunjuk Megananda yang sangat korup itu, DI juga tunjuk Ismet H Putro sebagai Dirut RNI. Ismet ini ex wartawan Jawapos. Ismet dulu adalah redaktur kolom antikorupsi disalah satu media jawapos grup. Yang paling sering disoroti Ismet adalah korupsi PT RNI. Karena Ismet terus menerus soroti korupsi di RNI lalu dia diangkat jadi komisaris RNI dan kemudian diangkat DI jadi Dirut tanpa proses TPA. Selain Budi RH dan Ismet, DI juga angkat Solihin Hidayat mantan Pemred Jawapos sebagai Dewan Pengawas di Bulog. Apakah ini KKN? 

Tindakan DI sering langgar hukum dan aturan, menyebabkan IPO BUMN tertunda. Ternyata DI tak buat RUPS penggantian direksi. Pelanggaran2 hukum DI ini sempat akan diinterpelasi oleh DPR. Dinilai langgar 3 UU sekaligus. Saat itu SBY dan partai koalisi masih bela. Namun, manuver dan akrobat DI ini semakin lama semakin menjadi-jadi. Diluar batas dan hanya untungkan dirinya pribadi, bukan BUMN. Belum lagi sekarang marak rumors tentang percaloan dan suap menyuap di KemenBUMN yang dilakukan oleh staf2 khusus atau kerabat DI. 

Sebenarnya sangat mudah untuk menilai apakah DI itu sukses/berhasil sebagai menteri BUMN atau gagal. Sama seperti ketika jadi Dirut PLN. Penilaian kinerja itu jelas paramaternya. Ga bisa dibuat-buat dengan pencitraan di media2 atau janji2 dan harapan2 kosong belaka. Tugas dan tanggung jawab Menteri BUMN itu jelas. target2nya juga jelas. Semuanya bisa dinilai secara objektif dan transparan. Kemen BUMN jelas ukuran keberhasilannya: kontribusi pada APBN (laba, dividen, pajak), pertumbuhan ekonomi & peningkatan pelayanan. Jadi tidak ada hubungannya prestasi menteri BUMN dengan tidur di rumah petani, kunjungi pak raden, obrak abrik pintu tol swasta, masuk berita dst. Dan hal yang terpenting dari pejabat seperti Menteri BUMN adalah: loyalitasnya pada atasan, patuh dan jalan UU, setia pada bangsa/negara. Sebab itu, tindakan pembocoran rapat rahasia yang diduga dilakukan DI via staf jawapos (Fadil/Badi)  admin@ratu_adil itu FATAL. DI tidak boleh mempermalukan negara, presiden dan pemerintahan SBY serta langgar UU dengan membocorkan rapat istana yang bersifat rahasia. Agenda politik seorang menteri adalah sama dengan agenda Presiden. Harus mendukung sepenuhnya semua keputusan dan kebijakan Presiden. 

Mungkin DI sudah merasa tidak nyaman & tak bisa berbuat banyak sebagai Menteri BUMN karena sudah dapat beberapa kali peringatan dan peringatan terakhir. Sebaiknya DI undurkan diri saja. Jangan malah melakukan manuver2 dan genjot pencitraan palsu sambil mengharapkan dipecat oleh SBY. 

SBY sadar bahwa dia telah salah pilih DI sebagai Menteri BUMN. Tapi SBY tersandera. Jika SBY pecat DI, maka popularitas DI meroket. Sebaliknya jika DI dibiarkan terus begitu, kinerja pemerintahan SBY akan terganggu. BUMN2 tak diurus serius oleh DI. Negara rugi besar. 

Disisi lain, DI ga peduli. Dia terus memancing kegusaran SBY melalui akrobat2 politik, kampanye pencitraan diri, promosi program aneh2. lempar isu, wacana & janji2 yang populis. Perihal apakah dapat dipenuhi atau tidak? itu urusan nanti. Yang penting masuk berita, rakyat senang. 

DI sadar bahwa posisinya sebagai raja media dan orangnya dia Margiono sebagai ketua PWI dan kemampuan DI buat pencitraan adalah modal luar biasa. Sekarang publik harus simak baik2 & hati2. Bersikap kritis & bijaksana. Jika DI berbuat benar, dukung sepenuhnya. Jika salah, tinggalkan. Cukup sekian dulu. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

1 komentar:

  1. Setuju si DI emang murahan banget u/ pencitraan, muak ane liatnya muka bajingan kampung tuh si DI.

    BalasHapus