Minggu, 05 Agustus 2012

Pengaruh Asing Dalam Perebutan Kekuasaan di Indonesia

by tm2k


Saya mau kultwit sedikit bahas intervensi asing dalam perebutan kekuasaan di Indonesia .. Eng ing..eeeng...Pengaruh Asing Dalam Perebutan Kekuasaan di Indonesia. Kayak judul skripsi anak Fisip jurusan HI aja hehehe.

Beberapa bulan yang lalu saya ketemu dengan 2 orang di Ritz Carlton Hotel yang kemudian salah satunya mengaku sebagai penghubung "agen intelejen RRC". Maksud awal pertemuan tersebut adalah mendiskusikan korupsi di Petral dimana salah satu bahasannya adalah keinginan China untuk ambil bagian. Maksudnya, China melalui salah satu perusahaannya di RI mau ikut diterima sebagai salah 1 rekanan pemasok crude oil/product oil untuk Petral.

Mereka keluhkan bagaimana sulitnya diterima jadi rekanan Petral, padahal mereka sudah berusaha beberapa tahun lobi pihak2 terkait termasuk via tokoh hebat. Tokoh hebat yang mereka maksud adalah seorang pimpinan tertinggi sebuah partai (baru) yang juga pengusaha besar pemilik stasiun TV dan koran. Pemerintah China menurut pengakuannya telah berikan uang muka operasional puluhan juta US$ untuk melicinkan niat mereka jadi rekanan Petral. Uang pelicin puluhan juta US$ itu wajar2 saja mengingat bisnis pasokan BBM ke Petral itu setahun lebih US$ 30 milyar dan terus meningkat. 

Disamping uang pelicin untuk suap agar diteima juga rekanan Petral, mereka juga sudah keluarkan uang US$ 25 juta untuk bisa masuk ke BloK Cepu. Namun apa lacur, meski uang puluhan juta US$ yang sudah dikucurkan tapi China tetap tidak bisa masuk ke Petral & Cepu. Pihak China pusing. Kata mereka pemerintah RI sangat dikendalikan oleh USA dan ada permintaan agar usaha China untuk investasi di bidang energi di RI dihambat. 

Bidang energi, pangan, otomotif, militer dan infrastruktur adalah bidang usaha yang sangat sulit ditembus China untuk investasi di RI. Jenis2 usaha tsb dimonopoli oleh AS dan Jepang sebagai 2 negara yang paling dominan pengaruhnya di Indonesia. Jepang sendiri adalah sekutu AS.

Dari diskusi bisnis, pembicaraan kami melebar ke topik lain yaitu hegemoni atau monopoli pengaruh AS terhadap politik & kekuasaan di RI. Menurut mereka, sepanjang sejarah Orba dan reformasi, hanya Regim Habibie yang berhasil mengurangi hegemoni pengaruh AS di Indonesia. Namun usia regim habibie hanya 19 bulan. Hanya pemerintahan transisi. Selanjutnya pengaruh AS kembali berkuasa apalagi masa regim SBY. Pada masa Regim SBY, dominasi AS semakin menjadi2. SBY malah secara terbuka klaim AS sebagai negara keduanya. AS senang, SBY pun menang.

Sementara itu, selama sepuluh tahun terakhir ini China muncul jadi superpower ekonomi, politik dan militer kedua terkuat di dunia. Dengan devisa lebih US$ 3.000 milyar, anggaran militer resmi US$ 100 M (tak resmi US$ 200 - 400 M), China ingin menjadi penguasa Asia. Di Amerika Latin dan Afrika, China sudah mulai jadi kekuatan ekonomi rongrong pengaruh AS. Bahkan di Brazil, China kalahkan hegemoni AS.

China ingin hegemoni politik dan ekonominya di Brazil dapat juga sukses di RI. Tapi sampai sekarang masih gagal. Harus ada solusi. Apa solusinya? Mereka harus bisa temukan dan dorong politisi tertentu yang mau bantu misi mereka untuk bisa terpilih jadi Presiden RI 2014! Lalu mulai lah mereka tanya2: siapa capres yang mungkin bisa menang Pilpres dan bersedia mereka "bantu" dengan kompensasi "kerjasama" RI-China?
Bagi mereka (China) uang bukanlah masalah. Jika calonnya tepat, uang US$ 2-3 M (Rp. 20-30 T) cukup untuk antarkan calon tsb terpilih jadi RI-1. Saya "tertarik dan terpancing" untuk diskusikan beberapa nama capres potensial. Motivasi saya bukan untuk "berkhianat" pada negara RI tercinta. Sama sekali bukan motivasi pengkhianatan! RI adalah negara Ibu Pertiwi, negeri tercinta tumpah darah kita! Tujuan saya : balancing!

Balancing of power atau perimbangan kekuasaan di RI dan Asia Tenggara sangat penting untuk kurangi hegemoni AS yang sudah puluhan tahun. Hegemoni AS dan sekutunya di RI selama puluhan tahun sudah terbukti GAGAL bantu kemakmuran dan kesejahteraan rakyat RI. Makin terpuruk! Lihatlah kondisi RI sangat ini. Ketahanan nasional RI sangat lemah. Tidak ada ketahanan Pangan, militer, energi, sosial budaya dst. RAPUH.

RI tak ubah seperti "negara bagian AS" ke 51 tetapi kondisi polsosbudhankamnya hancur total. Sangat tergantung pada asing. BBM (crude/product), pangan (beras, kedelai, jagung, terigu dst), militer (alutstista), teknologi ( IT, telkom dst) dll semua IMPOR! "keunggulan" RI hanya pada raw material. Bahan baku tambang dan perkebunan. Itu pun industri hulunya mayoritas sudah DIMILIKI asing!

Surplus neraca perdagangan RI semakin lama semakin menipis bahkan pernah defisit pada April-Mei yang lalu. Mayoritas ekspor bahan baku. Bahkan ketika RI mau kurangi ekspor bahan baku pasti seketika muncul serangan untuk membatalkannya. Contoh terbaru: Permen No. 7/2012. Permen ESDM yang wajibkan pengusaha tambang batubara dan mineral untuk punya smelter dan eskpor bahan mineral olahan disikat habis2an. GAGAL

Bagaimana kisah penggalan implementasi Permen ESDM No. 7/2012 itu sudah pernah saya kultwitkan berjudul "Menko Hatta Vs Mendag Gita W". Menko Hatta & MenESDM Jewo Watjik habis dihantam Gita, Purnomo Y dengan dukungan SBY, AS dan LSM2 Pelacur bayaran AS. Permen itu direvisi.

Kembali ke China, sampai saat itu China mengakui belum punya pilihan pasti tentang siapa Capres yang akan mereka dukung & biayai untuk imbangi AS. Sementara itu, saya dan mereka sudah sama2 sepaham, kelihatannya AS dan SBY sudah mulai mengerucut pada figur Gita Wiryawan sebagai Capres PD. Gita W kelihatanya sudah hampir final sebagai capres SBY/PD/Cikeas/AS pada Pilpres 2014 nanti. Maka lupakanlah Sri Mulyani, Ical, Prabowo, Megawati, Ani SBY, Joko Suyanto, Anas, Mahfud dst... Mereka tak akan dapat "restu majikan RI" = AS! Lalu apakah China mau "bermain"?

Masih ada nama2 lain yang bisa didukung China: Dahlan Iskan, Chairul Tanjung, Anis Baswedan, Soekarwo dst..sudah sampai dimana manuver China? Apakah China berhenti bermanuver atau sudah mantapkan pilihan jagoannya untuk imbangi jagoan AS? kemana Nasdem, Hary T dan Paloh berlabuh?

Yang pasti pemilu dan pilpres 2014 masih lama. Demokrat akan kembali fight back. KPK akan beralih sikat Golkar dan PDIP. Makin seru. Kasus2 korupsi partai demokrat akan ditutupi dan diobati oleh kasus2 korupsi PDIP, Golkar & lainnya. Isu dibalas isu, opini kontra opini.

Rakyat jadi penonton. Setiap detik, jam, hari terima brain washing para dewa. Jadi bingung jika tidak punya pedoman yang kuat: agama & ideologi. Cukup sekian dulu..pemilu dan pilpres masih 700 hari lagi. Nanti kita lanjutkan pelan2 agar tidak cepat lupa dan dilupakan. Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar