Sabtu, 16 Juni 2012

Kegamangan KPK soal Wisma Atlet

Tadi barusan bertemu dgn seseorang, anggaplah beliau punya akses info ke internal KPK. Terus dia beberkan info itu, kami diskusi sampai 1 jam. Intinya adalah kegamangan KPK utk bertindak tegas dan keras sesuai dgn tekanan publik terhadap anas & andi malarangeng terkait wisma atlet. Jika andi dan anas ditetapkan jadi tersangka, suhu politik indonesia akan sangat memanas. Disisi lain, KPK terseret dalam politic game yg dimainkan pihak2 tertentu, pihak yang mana termasuk juga yg ingin hancurkan reputasi KPK melalui pelanggaran etik oleh chandra hamnzah. Jika andi dan anas jadi tersangka dipastikan kasus ini akan melebar kemana2. Bukan hanya demokrat yg hancur. Seret juga istana & partai lain. Salah satu tokoh nasional berikan pertimbangan kepada pimpinan KPK. Tujuan penegakan hukum akan berobah jadi pertikaian politik. KPK dimanfaatkan

Pertikaian politik berbingkai hukum itu tidak ada ujungnya. Berpotensi besar timbulkan instabilitas politik secara masif. Tak bisa dihentikan. Sementara semakin dekati pemilu/pilpres suhu poltik aja sudah semakin panas. Pertikaan ini bisa merembet ke akar rumput. Konflik horizontal. Konflik horizontal inilah yg berpotensi besar menjadi khaos. Berdarah2, Seluruh rakyat indonesia akan menderita. Dalam penegakan hukum ada dikenal dengan azas manfaat, yaitu kepentingan yg besar yg bisa mengesampingkan penegakan hukum. Memang bakal jadi kontroversi luas. Antara menegakan hukum atau menjamin stabiltas nasional. Apalagi jika dilihat kasus nazar yg disidangkan baru 1 dr 31 kasus korupsinya.

Sumber daya KPK akan habis tersedot untuk tangani kasus nazar yg sudah menjadi permainan pihak2 tertentu / penunggang gelap. Situasi yg sangat dilematis bagi KPK. Apalagi begitu banyak kasus2 korupsi besar yg antri untuk ditangani. KPK bisa kehabisan nafas. Belum lagi atmosfir internal KPK yg kian sesak akibat pengaruh kekuatan luar yg menyebabkan polarisasi sampai ke level menengah. Terlalu banyak pihak yg mau memaksakan agenda pribadi/ kelompoknya dgn meminjam tangan KPK. Pimp KPK pusing. Samad lebih stress lagi hehe.

Masih sulit diduga kemana arah penyelesaian kasus korupsi wisma atlet di KPK. Salah satu usul yg masuk akal adalah dengan konsensus elit. Tapi apa mungkin? "dewa- dewa" diatas sana mau sepakat solusi yg terbaik dan dapat diterima semua pihak untuk atasi masalah besar ini? Apalagi kasus korupsi kader PD ini memang dapat menghancurkan demokrat sebagai partai pemenang pemilu 2009. Ini kesempatan emas bagi partai2. Apalagi sudah jelas SBY telah kehilangan pengaruhnya di kader demokrat lapisan kedua, ketiga dan seterusnya. Sabdanya sudah tak didengar. Penegasannya bahwa Anas tetap Ketum dan PD harus konsolidasi, dijawab oleh kader2 demokrat dengan semakin kencang gusur anas dari ketum.  Gagalnya jatuhkan anas melalui status tersangka, coba dibalas dengan menggerakan DPD2 untuk gergaji anas dgn isu money politik di kongres. Bagi sebagian faksi anti anas dan kelompok luar sebagai kompradornya, pidato arahan SBY minggu lalu ibarat bensin yg disiram ke api. Berkobar

Kesimpulannya, dihari2 mendatang akan diputuskan oleh elit2 apakah bangsa ini masih mau diselamatkan atau dibiarkan hangus terbakar ...

by @triomacan2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar