Jumat, 22 Juni 2012

Pembunuhan karakter oleh opini sesat

by @triomacan2000

Pengadilan by press atau opini itu sungguh luar biasa keji. Sesuatu yg salah bisa jadi benar dan yg benar bisa jadi salah. Publik opini atau pendapat umum itu adalah pemahaman & sikap publik terhadap suatu isu tertentu yg sedang berkembang di masyarakat. Apakah yg bisa membentuk suatu opini tertentu pada suatu isu dan waktu suatu tertentu? Jawabanya : pemberitaan yg masif dan terus menerus di media atas suatu isu yg dianggap trend/top topik, kontroversial dst. Ketika publik/rakyat dibombardir jutaan informasi, ribuan berita & ratusan pendapat terhadap suatu isu, maka opini publik akan segera terbentuk. Opini yg bagaimana yg akan terbentuk? Tergantung pada 2 hal. Informasi apa yg paling dominan disajikan dan bagaimana kualitas penyerapan informasinya. Apakah opini bisa DIBENTUK dan diarahkan sesuai keinginan seseorang atau kelompok? Jawabnya : sangat bisa dan sangat mudah. Kenapa sangat bisa dan mudah opini diarahkan ? Karena ada tools (alat2 pembuat opini) yg bisa dikendalikan seseorang atau kelompok. Bagaimana cara seseorang atau kelompok mengendalikan dan menggunakan tools opini tadi? Jawabnya : Uang dan /atau pengaruh. Contoh : seseorang atau kelompok meminta /bayar sejumlah TV, Koran & media online utk bangun opini negatif tentang seseorang. Misalkanlah Anas.

Maka selama kurun waktu tertentu seseorang atau kelompok, bekerjasama atau terpisah minta/bayar media2 itu utk siarkan info negatif tentang Anas. Semua sisi jelek tentang Anas benar atau salah diberitakan. Narasumber2 semua diminta bicara kebusukan Anas. Benar atau tidak, ga jadi soal. Jika perlu narasumber2 itu sudah dipersiapkan dulu utk bicara tentang kebusukan tertentu tentang Anas. Klarifikasi ga perlu. Pokoknya siarkan. Biasanya ada yg khusus tukang lempar isu, ada yg tangkap, ada yg goreng, ada yg sajikan terus menerus. Jadilah itu kebohongan Sejati. Jika ada narasumber2 TV, media online, koran dsb yg sekiranya bakal beri citra positif, info narasumber itu diabaikan. Tak disiarkan

Bahkan jika perlu narasumber itu tak usah dihubungi, dicari saja narasumber lain yg seolah2 bela Anas. Padahal kenyataannya, ya jorokin juga. Nah begitu publik sudah dibanjiri info negatif tentang Anas maka opini negatif tentangg Anas pun akan terbentuk, apa yg dilakukannya semua "salah". Jika Anas diskenariokan sebagai figur korup, maka opini tentang Anas adalah sosok yg korup juga. Tidak peduli bahwa info itu banyak yg salah, sesat. Bahkan, kasus nomor polisi bantuan yg sangat umum dimiliki banyak pejabat, pengusaha, tokoh2, namun, pada kasus Anas, seolah2 luar biasa. Mulai dari altivis sekelas fadjroel, pengamat, lawyer, politisi dan dst...ikut2an rame menggoreng isu nomor bantuan itu..kan sudah gila?

Belum lagi tentang mobil2 Anas dan rumah Anas. Ketika tahu sedang dibangun, direnovasi, eeh..bisa jadi isu nasional. Ada yg goreng isu ini. Sepertinya ada standar ganda. Ketua umum partai2 lain boleh kaya raya tapi khusus untuk Anas, dia tdk boleh kaya. Harus miskin???. Dlm benak rakyat ditanamkan, Anas bersalah. Dia koruptor. Harus dihukum & digantung. Rakyat tak peduli dgn kenyataank fakta2 sebenarnya. Kasus anas ini sangat tepat dijadikan /sbg studi kasus ttg efektifitas pembunuhan karakter melalui pembentukan opini sistematis. Kata2 kunci seperti : ketum PD, muda, kaya, hambalang, suap 50 M, nazar, kongres, korup, TSK , punya perusahan, ada nama istri dst.. Diramu sedemikian rupa secara canggih sehingga bisa buat opini : "Anas menang kongres dan kaya raya karena suap/korupsi". Rakyat awam akan sangat mudah percaya bahwa Anas adalah "koruptor". Harus dihukum. Itu akibat opini yg sudah dibangun secara sistematis.

Publik tidak tahu dan tidak mau tahu terhadap fakta2 dan bukti2 : Anas punya perusahaan itu kapan? Apakah 50 M itu ada dia terima?. Publik ga mau tau, apakah Anas pernah beri suap kepada peserta kongres ? Bagaimana cerita pengurusan sertifikat hambalang sebenarnya, dst. Kasus korupsi Hambalang itu lebih gila penyesatan opininya terhadap anas. Padahal Anas bukan Menpora yg kuasai proyek hambalang itu. Darimana logika dan bukti hukumnya bhw Anas terima 50 M dari Hambalang? Hanya dari Nazar seorang. Apakah ada buktinya? Ga ada !. Publik percaya saja ucapan nazar bhw ada uang suap 50 milyar dari hambalang utk Anas, meski katanya uang itu "dikuasai" nazar.

Publik tdk peduli dgn fakta2 dan bukti2 bahwa yang terima uang suap Hamblang itu adalah wafid, choel dst..atas arahan Menpora Andi M. Dimana logikanya Anas terima 50 milyar dari hambalang sedangkan itu proyek kemenpora dan kontraktornya juga ditunjuk oleh menpora?. Jadi, jelas tuduhan nazar terhadap Anas itu tidak masuk akal dan aneh bin ajaib. Itu hanya rekayasa dan pesanan dari musuh2 Anas. Paling aneh dan gila adalah ketika publik mau saja percaya dgn ucapan nazar yg sudah terbukti adalah seorang koruptor, penipu, penzina dst.

Dimana logikanya Andi Malarangeng "rela" setujui suap 50 M dari Hambalang diserahkah utk Anas yg notabene saingan utamanya di kongres PD. Di seluruh dunia kecuali di Indonesia, seorang bajingan seperti nazar, ucapannya/kesaksiannya pasti selalu diabaikan hakim dan publik. Nah, hebatnya lagi..kalangan aktivis, pengamat, mahasiswa, media dst ..SANGAT PERCAYA dan telan bulat2 bahwa Anas itu koruptor. Lalu terjadilah peradilan dan penghakiman opini publik. KPK harus tangkap Anas. KPK ditekan. KPK bingung. Samad malah blunder.

Samad blunder sejak 5 bulan yg lalu. Karena kebodohannya ttg hukum pidana, dia ikut2an bilang Anas akan diperiksa. Akan jadi tersangka. Ketika kasus Hambalang dia tanyakan ke penyidik2 KPK, eh Samad dapat laporan bhw semua bukti2 itu sama sekali tdk ada yg terkait Anas. Samad terpaksa asbun singgung Anas karena dia ga tahan dgn tekanan opini yg memang dirancang secara sistematis utk sudutkan anas. Akibat pernyataan samad itu, opini sesat yg sengaja dibangun musuh2 Anas menjadi semakin kuat. Seolah2 terlegitimasi oleh KPK.

Lalu, semakin malanglah nasib Anas Urbaningrum yg sangat dirugikan opini & malang nasib penyidik2 KPK yg dirugikan oleh ketuanya sendiri. Ditengah2 opini sesat yg sangat kuat menyerang Anas, tdk ada pengamat, ahli/praktisi hukum, akademisi dll yg berani BICARA KEBENARAN. Mereka semua takut melawan mainstream opini. Takut tdk populer. Takut dibenci publik. Takut dicap sebagai pembela Anas. Sungguh ironis !. Tapi, kalau saya tidak peduli. Sesuai dgn prinsip bhw akun saya adalah akun pencerahan, provokator utk kejujuran, saya tak peduli opini

Tugas dan misi saya adalah pencerahan publik. Sudah jadi risiko dan kenyang dituduh macam2 sejak awal sekali berjuang melalui twitter. Bagi saya yg penting adalah menyampaikan kebenaran dan penilaian yg objektif dan proposional terhadap suatu isu atau kasus. Selanjutnya, biarkan publik yg menilai, mencerna semua informasi yg disajikan dgn menggunakan kecerdasan, akal sehat dan hati nurani.

Alhamdulillah sekarang publik sudah mulai sadar bahwa selama ini telah menjadi korban opini dan bahkan ikut2an zalimi orang lain dengan dasar opini. Semakin hari, publik semakin kritis dalam menerima suatu informasi dan mampu mencerna informasi mana yg benar dan mana yg salah. Demikian..sekian dulu..kultwit singkat tentang sadis dan kejamnya pembunuhan karakter oleh opini sesat yg sengaja dibangun pihak tertentu.

1 komentar:

  1. Entah anas benar atau salah, saya tdk ambil pusing, yg jelas kasus korupsi itu ada. Dan setidaknya kini masyarakat semakin tahu seperti apa moral para elite yg memimpin negeri ini.
    Dan anda benar bahwa masyarakat jg semakin kritis, sehingga tahu apapun yg menjadi perdebatan, saling tuduh siapa benar atau salah, perebutan kepemimpinan,dan hal hal lain didunia politik ujung-ujungnya TIDAK ditujukan untuk kepentingan rakyat.

    BalasHapus