Sabtu, 09 Juni 2012

Upaya pemberantasan korupsi melalui socmed by @triomacan2000

Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa pemberantasan korupsi semata-mata tanggung jawab KPK dan/atau pemerintah. Padahal, kita ketahui bersama, KPK memiliki keterbatasan baik SDM, anggaran dan jaringan dalam upaya pemberantasan korupsi. Institusi utama pemberantasan korupsi tetap pda kejaksaan & polri yang punya anggaran puluhan kali lipat dibandingkan KPK. Demikian juga dengan jumlah penyidik, KPK hanya punya 200 penyidik, Kejaksaan punya 17.000 dan Polri punya ratusan ribu penyidik. KPK juga saat ini sedang lumpuh, sakit parah. Internalnya di obok-obok dan anggotanya ada yang berkhianat.

Banyak tangan-tangan jahat bermain di KPK. KPK dengan anggaran hanya 500M dan dengan kondisinya saat ini, jelas tak mampu berbuat banyak berantas korupsi yang semakin menggila di mana-mana. KPK saat ini juga overload, puluhan ribu laporan kasus korupsi menumpuk. Tidak bisa diproses karena keterbatasan SDM dan anggaran. Jika rakyat tahu dan sadar betapa banyaknya kasus besar yang sampai saat ini menumpuk di Polri, Kejaksaan & KPK, pasti rakyat stress. Sementara itu Kejaksaan & Polri juga jauh panggang dari api alias tidak bisa diharapkan. Institusi mereka kotor penuh lumpur.

Kasus suap Miranda yang seperti odonk2, itu saja adalah kasus 6 tahun yang belum jelas kemana arah penyelesaiannya. Apalagi rekening gendut Polri. Kasus besar lain, seperti Century, IT KPU, recovery migas dll, juga tidak jelas penyelesaiannya. Jadi jangan pernah berharap banyak KPK bisa selesaikan kasus-kasus baru. Kasus lama saja masih antri panjang .... ber tahun-tahun baru disentuh.

SBY sebagai Presiden juga tidak bisa kita harapkan. Dia dulu yang berteriak berdiri dibarisan terdepan dan acungkan pedang. Ternyata ...dusta. SBY yang sebenarnya sebagai orang yang paling berkuasa, paling berwenang & punya kemampuan untuk berantas korupsi ternyata ... lebay. SBY yang punya kendali terhadap kejaksaan & polri seharusnya bisa mendorong kedua instansi itu untuk berantas korupsi, tapi ternyata ...malah sebaliknya. SBY saat ini menjadi sosok penghalang utama & beban terberat dalam upaya pemberantasan korupsi. SBY penyebab utama kegagalan berantas korupsi.
Kasus-kasus korupsi besar saat ini tak terlepas dari peran sekeliling SBY. Mereka jadi bagian terbesar mafia korupsi di negara ini. Singkatnya: negara gagal total dalam upaya pemberantasan korupsi, faktor utamanya adalah kepemimpinan SBY yang lemah, lamban & penakut. Media massa juga tidak bisa diharapkan terlalu banyak. Masing-masing media massa punya politik dan kebijakan sendiri. Ada kepentingan bisnis ...dll.

Jadi, salah satu pilihan pemberantasan korupsi dari sedikit pilihan yang tersisa adalah melalui social media, yaitu twitter atau facebook. Socmed ini tidak bisa dipandang sebelah mata atau disepelekan, informasi-informasi terkait korupsi dan sejenisnya terbukti cukup efektif melawan korupsi. Ambil contoh kasus terbaru, ketika jum’at kemaren (13/04/2012) saya kultwitkan kasus korupsi adik kandung menko hatta rajasa, malam itu juga info sampai. Semua pihak yang terkait langsung gemetar ketakutan dan menteri terkait langsung ngamuk memarahi adik & stafnya ... akhirnya suap dikembalikan. KPK juga langsung bereaksi dan mulai pantau pelaksanaan tender proyek 2T di kementan. Intinya: keadaan sudah berubah kearah lebih baik.

Demikian juga dengan kasus-kasus lain yang pernah di twit di twitland, ... ada usaha penyelamatan, tiarap atau proses penyelidikan pada kasusnya. Kita tidak bisa & tidak boleh abaikan pengaruh twitter atau fesbuk. Di Timur Tengah sudah terbukti mampu gulingkan regim korup & zalim. Socmed dapat jadi pesan atau informasi berantai yang masuk menerobos ruang kerja sampai ruang tidur. Terbukti efektif. Efektifitas socmed ini mencakup banyak bidang, ... politik, sosial sampai bisnis. Itu sebabnya nilai ekonomi pengelola socmed luar biasa besar. Oleh sebab itu, ...tak henti & tak bosan-bosannya saya provokasi seluruh teman tuips untuk turut berikan kontribusinya dalam upaya penegakan hukum.

Upaya penegakan hukum hanya bisa berhasil jika semua pihak tak henti terus teriakan kritik terhadap regim SBY yang penuh kebusukan & kemunafikan ini. Karena, sesungguhnya melalui socmed kita terhubung satu sama lain, dimanapun &  kapanpun. Ini adalah sebuah kekuatan yang sangat besar. Kekuatan yang sangat besar ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara. Sayang ...jika tidak kita manfaatkan.

Sekarang ini, pejabat-pejabat tinggi kita juga mengawasi dan memperhatikan lini massa di twitter & fesbuk, demikian juga seluruh komponen bangsa yang lain. Saya yakin, jika secara terus menerus kita mendesak SBY & para pemimpin kita untuk kembali ke jalan yang benar, hati nurani mereka akan terusik. Demikian juga dengan para penegak hukum kita, setidaknya, mereka merasa malu untuk turut serta atau terlibat dalam praktek korupsi. Jika mereka tetap tidak merasa terusik, tak malu & tetap mandi di kubangan lumpur, kita terus teriakan di socmed agar mereka masuk penjara.

Yang jelas, apapun yang kita lakukan, sekecil apapun kontribusi kita dalam pemberantasan korupsi, Insya Allah akan jadi amal ibadah kita.
Tak ada kebaikan yang percuma, tak ada perjuangan yang tak berhasil, setidaknya di mata Tuhan. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar